Memperjuangkan Kemerdekaan dan Keadilan, Kebenaran dan Perdamaian Berdasarkan KASIH
PM Australia Anthony Albanese dan Presiden Prabowo Subianto

Kunjungan Albanese dan Pentingnya Hubungan Bertetangga yang Baik

Sepanjang sejarah hubungan kedua negara selalu penuh dinamika, kadang panas kadang dingin, namun tidak pernah berujung pada konflik bersenjata.

Kunjungan dua hari Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese di Jakarta memperihatkan perhatianya yang tinggi terhadap Indonesia. Albnese baru saja terpilih sebagai PM Australia untuk periode kedua dan memilih Indonesia sebagai negara pertama yang dikunjungi.

Kedua negara ditakdirkan sebagai tetangga dekat. Meski secara umum hubungan kedua negara cukup baik, beberapa kali diwarnai dinamika yang tidak selalu menyenangkan namun bisa diselesaikan  dengan baik. Australia tidak bisa memandang sebelah mata kepada Indonesia, demikian pula sebaliknya.

Kunjungan PM Albanese di Jakarta kali ini terbilang sukses karena bersama Presiden Prabowo Subianto berhasil menyaksikan penandatanganan sejumlah perjanjian dalam upaya kemitraan dan kerjasama yang meningkat.

Presiden Prabowo Subianto mengatakan kunjungan PM Albanese dapat meningkatkan kerja sama di berbagai bidang, baik secara bilateral, regional, bahkan global. Kerja sama bilateral akan terus diperkuat di bidang perdagangan, pertahanan, pendidikan, serta transisi energi bersih.

PM Albanese juga menyebut Indonesia memiliki peran sentral dalam mewujudkan stabilitas, keamanan, dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik, mengingat Indonesia merupakan negara dengan penduduk keempat terbesar dunia. Albanese menyebut Indo-Pasifik merupakan kawasan dengan pertumbuhan tercepat saat ini.

Albanese pun optimistis kerja-kerja yang dilakukan saat ini oleh Pemerintah Indonesia dapat membantu Indonesia menjadi negara dengan perekonomian terbesar kelima dunia pada akhir 2035. Oleh karena itu, Albanese pun berkomitmen meneruskan hubungan yang kuat antara Australia dan Indonesia di berbagai sektor, termasuk ekonomi dan dagang.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan sejumlah kesepakatan berhasil dijalin saat pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese. Dikatakan bahwa Prabowo menginginkan adanya kesepakatan di sektor ekonomi, pertahanan, dan energi hijau.

Di sektor ekonomi, Indonesia ingin mengevaluasi kembali kerja sama Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif atau Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan Australia yang kini sudah menginjak 5 tahun. Dalam evaluasi itu nantinya, pemerintah akan memasukkan hal strategis dalam perjanjian, termasuk soal komoditas mineral kritis.

Sejak perjanjian CEPA dengan Australia lima tahun lalu, investasi di Indonesia mengalami peningkatan hampir 100 persen. Namun pemerintah menargetkan total perdagangan dengan Australia lebih tinggi lagi dengan adanya kesepakatan CEPA yang diperbarui.

Prabowo dengan Albanese juga membahas ekosistem kendaraan listrik (EV). Airlangga menyampaikan, Prabowo berterima kasih pada PM Albanese karena Australia turut membantu pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Saat ini Indonesia sudah mengimpor 80 ribu ton litium dari Australia yang diproses Kawasan Industri di Morowali. RI-Australia melihat peluang yang lebih besar untuk pengembangan energi bersih dan teknologi hijau.

Selain itu, dalam pertemuan juga dibahas dukungan Australia terkait aksesi Indonesia terhadap Comprehensive and Progressive Agreement for Trans Pacific Partnership (CPTTP) dan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).

Kita menilai interaksi Indonesia-Australia sudah berlangsung sangat lama, bahkan sejak masa awal kemerdekaan. Sepanjang sejarah hubungan kedua negara selalu penuh dinamika, kadang panas kadang dingin, namun tidak pernah berujung pada konflik bersenjata.

Karenanya, hubungan bertetangga dekat dengan Australia harus dijalin dengan baik agar bisa menguntungkan kedua pihak, terutama di bidang ekonomi dan perdagangan. Namun demikian, mengingat Australia merupakan negara yang beraliansi dengan kekuatan besar, khususnya AS dan Inggris, tentu kita tidak bisa mengabaikan agenda-agenda global mereka.

Di tingkat regional, kita berharap interaksi ASEAN-Australia juga semakin meningkat. Kawasan ini akan terus berkembang secara damai, dinamis dan para pemimpin akan mampu menyelesaikan potensi konflik regional dengan baik.

Kita percaya hubungan kedua negara akan semakin meningkat. Kepentingan dan ketergantungan satu sama lain akan makin besar sehingga kedua negara harus bisa menjaga harmoni, kerjasama dan hubungan baik yang sudah terjalin. Kedua negara akan bisa memberikan kontribusi besar bagi stabilitas kawasan Asia Pasifik serta masa depan ekonomi yang cerah.