Ingin Tahu Sejarah Desa Tertua di Tomohon, Silakan Sambangi Amphitheatre Woloan Berwisata Sambil Menambah Pengetahuan

SINAR HARAPAN – Ingin tahu perjalanan sejarah Woloan, salah satu desa tertua di Tomohon, Sulawesi Utara?

Silakan pengunjung menyambangi destinasi wisata bernama Amphitheater Woloan.

Cukup hanya mengeluarkan Rp25 ribu dari kocek maka pengunjung, selain mendapatkan informasi detail tentang sejarah Desa Woloan juga mendapat spot foto keren dengan latar belakang Gunung Lokon.

Pokoknya suwer indah banget!

Tempat wisata yang satu ini belakangan digandrungi para milennial yang ingin mengabadikan keindahan matahari tenggelam dengan latar Gunung Lokon.

Semilir angin menerpa wajah ditambah hawa sejuk khas pegunungan menjadi hal pertama ketika pengunjung singgah di tempat ini.

Amphitheater Woloan merupakan tempat yang memiliki sebuah perpustakaan yang menyimpan banyak sejarah tentang Woloan termasuk Minahasa.

Di sini terdapat adanya bangunan megah layaknya sebuah panggung pentas zaman dahulu. Biasanya destinasi wisata ini dijadikan sebagai lokasi peragaan teater oleh penduduk Minahasa.

Gaya arsitekturnya pun menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang bertandang. Tidak sedikit pula wisatawan baik lokal maupun mancanegara yang datang hanya untuk mengenal budaya khas Sulawesi Utara. Pendek kata berlibur ke Amphitheater Woloan, pengunjung tak cuma bisa bersenang-senang saja tetapi dapat memperluas wawasan!

Hance, salah seorang pemandu wisata menyebutkan, Woloan tercatat sebagai salah satu kampung tertua di Tomohon. Desa ini menyimpan banyak sekali situs-situs budaya.

Dia mengatakan, di sekitar amphitheater ini pun terdapat 13 mata air yang konon bisa bikin awet muda.

“Di Amphitheater Woloan konon terdapar pancuran 13 mata air. Opa lokon tetua di tempat ini memiliki anak bernama Wolandah yang sering mandi di mata air tersebut. Jadi, katanya orang kalau nanti ke pancuran itu bisa awet muda. Hingga kini pancuran tempat pertemuan 13 mata air ini hingga kini masih ada,” katanya.

Dia menjelaskan, Amphitheater Woloan dibangun pada tahun 2004 dan memiliki luas sekitar tiga hektare serta bisa menampung sedikitnya 3.000 orang.

“Amphiteater ini dibangun sebenarnya untuk masyarakat agar bisa mengembangkan potensi budaya. Makanya di sini juga terdapat cagar budaya namanya waruga. Ada juga perpustakaan budaya Minahasa,” ia menambahkan.

Selain menawarkan pemandangan yang eksotis, Amphitheater Woloan juga menjadi salah satu lokasi pagelaran budaya dan acara-acara tertentu lainnya. Setiap tahunnya ada pertunjukan budaya sekaligus sebagai rutinitas penghormatan pada para leluhur.

Wisatawan akan dimanjakan dengan pertunjukan tari dan budaya Minahasa lainnya sepertiacara tarian dan upacara adat, tarian Kabasaran atau Cakalele, tarian piso, tarian maengket dan pagelaran anak-anak.

Tak cuma itu. Karena Amphitheater Woloan ternyata menjadi salah satu destinasi wisata yang menawarkan spot foto Instagramable.

Bagi pengunjung yang datang dari Manado, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Utara maka bisa langsung menempuh perjalanan darat menuju Tomohon. Ya, sekitar 24,9 kilometer. Dari Tomohon menuju Amphitheater Woloan berjarak sekitar 4,2 kilometer dengan waktu perjalanan kurang lebih selama 15 menit menggunakan kendaraan roda empat.

Berikut hal yang bisa didapati bila singgah Amphitheater Woloan:

  1. Ya pasti pengunjung dapat menikmati sunset sambil berolahraga menjadi kombinasi yang pas untuk mengabadikan momen indah di Amphitheater Woloan.
  2. Bisa spot foto bagi yang hobi fotografi. Panorama alam yang melatarbelakangi tempat wisata ini suwer sangat memesona terutama pemandangan Gunung Lokon yang tampak jelas dan bisa dijadikan sebagai background untuk berswafoto.
  3. Satu lagi pengunjung bisa melihat Waruga yaitu adalah kuburan atau makam leluhur Minahasa yang terbuat dari batu. (norman meoko)

Amphitheatre WoloanTomohon
Comments (0)
Add Comment